Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Masyarakat Indonesia memanfaatkan kesuburan tanah tersebut dengan cocok ditanam. Salah satu contohnya yaitu ibu rumah tangga yang memiliki hobi cocok menanam. Namun hasil yang didapat kurang maksimal. Tanaman yang mereka tanam biasanya tidak tumbuh dengan sempurna ataupun sering layu. Masalah tersebut terjadi karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam bercocok tanam dibandingkan petani profesional. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan pupuk organik cair. Pupuk organik cair dapat membantu untuk memperbaiki unsur hara pada tanah dan membantu untuk meningkatkan kesuburan tanah. Maka dari itu pupuk organik cair menjadi alternatif untuk memperbaiki unsur hara pada tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Bahan organik yang menjadi salah satu alternatif untuk membuat pupuk organik cair adalah tanaman sambiloto. Tanaman sambiloto merupakan tanaman liar yang keberadaannya sangat melimpah. Tanaman ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan maupun tanah. Sambiloto dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang lembab seperti di perkebunan ataupun di pekarangan rumah warga. Tanaman dengan berbagai manfaat ini seringkali dianggap sebagai gulma yang tidak memiliki manfaat. Padahal kandungan pada sambiloto sangat banyak dan bermanfaat untuk kesehatan dan pertanian. Dengan berbagai manfaat dan kandungan yang dimiliki tanaman sambiloto, maka tanaman ini dapat dijadikan bahan baku pembuatan pupuk cair.
Kami menciptakan inovasi PUPOCADAS (Pupuk Organik Cair Daun Sambiloto) sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan di bidang pertanian. PUPOCADAS menggunakan bakteri dan ekstrak daun sambiloto yang dapat digunakan untuk memacu pertumbuhan tanaman. PUPOCADAS dapat meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki unsur hara pada tanah. Maka dari itu inovasi ini sangat membantu masyarakat terutama ibu rumah tangga untuk mendapatkan hasil yang maksimal saat cocok ditanam.
Kata Kunci: Tanah, Pupuk organik cair, Sambiloto.
Indonesia memiliki beribu-ribu hektar lahan pertanian dan perkebunan yang subur. Sektor pertanian dan perkebunan menjadi salah satu mata pencaharian utama masyarakat Indonesia, menghasilkan berbagai komoditas seperti padi, jagung, singkong, bawang merah, dan lainnya. Selain itu, semakin banyak pula ibu rumah tangga yang menyalurkan hobi menanam di rumah, terutama menanam sayuran yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan masakan sehari-hari secara mandiri. Namun, seringkali para pemula mengalami kegagalan dalam cocok menanam karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan dibandingkan petani profesional.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan pupuk organik. Menurut Suriadikarta dan Simanungkalit, pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Pupuk organik tanah merupakan sumber nitrogen tanah yang utama, selain itu peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Saat ini, terdapat berbagai jenis pupuk organik yang dijual, salah satunya adalah pupuk organik cair yang dianggap efisien dan dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Menurut Hadisuwito, pupuk organik cair adalah larutan yang berasal dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Berbeda dengan pupuk anorganik cair, pupuk organik cair umumnya tidak menimbulkan dampak seperti penurunan kualitas tanah yang dapat menurunkan produktivitas tanah dan tanaman.
Tanaman sambiloto merupakan salah satu tanaman obat yang keberadaannya melimpah dan mudah diperoleh. Tanaman ini tidak memerlukan perlakuan khusus dalam budidayanya. Sambiloto dapat tumbuh secara liar di berbagai tempat terbuka yang sedikit lembab, seperti di area perkebunan, tepian sungai, lahan kosong, maupun pekarangan rumah. Kemudahan dalam memperoleh dan membudidayakan sambiloto menjadikannya sebagai sumber daya alam yang potensial untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Keberadaannya yang melimpah tidak berarti membuat sambiloto digunakan masyarakat dengan baik. Di lingkungan sekitar kami, tanaman sambiloto seringkali dianggap sebagai gulma yang tidak memiliki manfaat. Padahal, berdasarkan penelitian, daun hingga akar tanaman sambiloto mengandung berbagai senyawa yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, terutama dibidang kesehatan. Kandungan utama dari daun sambiloto, seperti lakltone berupa deoxy-andrographolide, andrographolide (zat pahit), neoandrographolide, 14-deoxy-11, 12 didehydroandrographolide, dan homoandrographolide. Di samping itu, daun sambiloto mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, dan tannin. Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun sambiloto adalah paniculin, dan kalmegin. Alkaloid merupakan senyawa kimia yang bersifat basa dan mengandung banyak nitrogen dan bersifat antibakteri atau antimikroba. Tannin diduga merupakan salah satu zat aktif dari daun sambiloto yang juga banyak mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium dan asam kersik. Dengan adanya kandungan senyawa-senyawa tersebut, daun sambiloto berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik cair yang dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro serta senyawa organik lainnya untuk menyuburkan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mengembangkan pupuk organik cair dengan memanfaatkan ekstrak daun sambiloto sebagai bahan utama.
<!-- [if !supportLists]-->A. Keunggulan dari inovasi ini adalah sebagai berikut:
<!-- [if !supportLists]-->1) Biaya terjangkau
Bahan baku utama dari daun sambiloto yang melimpah dan proses pembuatan sederhana menjadikan Pupocadas lebih hemat biaya produksi, sehingga dapat ditawarkan dengan harga terjangkau.
<!-- [if !supportLists]-->2) Bahan baku organik
Bahan baku berasal dari sumber daya alam yang dapat terurai seperti daun sambiloto dan bioaktivator, sehingga tidak mencemari lingkungan.
<!-- [if !supportLists]-->3) <!--[endif]-->Praktis penggunaan
Aplikasi pupuk hanya dengan mencampurkannya ke dalam air, kemudian disiramkan ke tanaman setiap 7-10 hari sekali, sangat mudah dan efisien.
<!-- [if !supportLists]-->B. Perbedaan dibanding inovasi sejenis:
<!-- [if !supportLists]-->1) Dilihat dari bahan baku yang digunakan, Pupocadas hanya menggunakan bahan organik yakni daun sambiloto yang diperkaya dengan bioaktivator M21 ramah lingkungan. Tidak seperti produk pupuk lainnya yang mengandung bahan kimia sintetis, Popucadas terbebas dari zat-zat berbahaya tersebut.
<!-- [if !supportLists]-->2) Produk yang ditawarkan memiliki sensasi tersendiri karena sebelumnya belum ada produk yang sama. Pupocadas hadir sebagai produk yang mengeksplorasi secara maksimal potensi daun sambiloto sebagai sumber nutrisi lengkap untuk pupuk organik cair.
Nama | Vania Inez Ardelia |
---|